Kematian Akibat Jantung Pasti Ada Tandanya

Kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah masih menghantui masyarakat Indonesia. Meski jumlahnya hanya 7,2 persen, tapi Spesialis Jantung Rumah Sakit Mayapada Jakarta, dr. Achyar, SpJP(K), FIHA, meyakini jumlahnya di atas angka tersebut.

"Saya yakin jumlahnya lebih dari itu. Hanya saja, pelaporan untuk kasus ini masih sangatlah rendah. Orang masih enggan melaporkan untuk kasus yang satu ini," kata Achyar dalam seminar bertajuk 'Jakarta Cardiovaskular Summit 2014' di The Ritz-Carlton Hotel, Kuningan, Jakarta, Sabtu (17/5/2014)

Kematian untuk kondisi seperti ini biasanya tanpa gejala. Tapi, Achyar menjelaskan, tanpa gejala itu bukan berarti tidak ada tanda-tanda sama sekali. Melainkan, pasien kurang menyadari tanda-tanda yang dialaminya.

"Semua sakit itu ada gejalanya. Kita saja yang kurang sadar terhadap tanda-tanda dari gejala itu. Masuk angin sedikit saja langsung dikerok. Bisa jadi, itu tanda-tanda kecilnya. Biasanya, pasien baru akan ke rumah sakit kalau kondisinya sudah parah," kata dia menambahkan.

Ia menjelaskan bahwa sakit dada, serangan jantung, dan kematian mendadak adalah gejala serangan jantung dan pembuluh darah.

Sakit dada yang biasa dianggap biasa oleh pasien, kata dia melanjutkan, adalah kondisi yang timbul saat aktivitas atau sesudah melakukan aktivitas. Ketika merasakan itu, pasien memilih istirahat sebentar, dan penyakit itu akan hilang sendirinya. Atau pasien akan mengonsumsi obat nitrat yang ditaruh di bawah lidah.

"Pun dengan serangan jantung, kita harus juga waspada. Jangan sampai terkena serangan jantung saat bercinta. Untuk itu, sering-seringlah cek kondisi jantung, seperti kita mengecek secara rutin kendaraan pribadi sendiri," kata dia menekankan.
0 Komentar untuk "Kematian Akibat Jantung Pasti Ada Tandanya"

Back To Top